Pages

judul lainnya

pujian

Ayo saling berbagi ilmu !!!

laporan lain

Tuesday, 3 November 2015

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUMUJI KATALASE, PEWARNAAN GRAM DAN MIKROSKOP

A. Latar Belakang
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba. Beberapa bakteri yang termasuk katalase negatif adalah Streptococcus, Leuconostoc, Lactobacillus, dan Clostridium.
Keberadaan H2O2 pertama kali dideteksi pada kultur Pneumococcus, sebuah organismeyang tidak memproduksi katalase dan sedikit sensitif terhadap peroksida. Organisme yang tidak memproduksi katalase dilindungi oleh penanaman dengan jaringan hewan atau tumbuhan atau organisme lain yang mempunyai kemampuan memproduksi enzim. Katalase diproduksi oleh beberapa bakteri. Beberapa bakteri diantaranya memproduksi katalase lebih banyak daripada yang lain. Ini ditunjukkan dengan jumlah yang banyak pada bakteri aerob. Sedangkan enzim tidak diproduksi oleh bakteri anaerob obligat karena mereka tidak memerlukan enzim tidak diproduksi oleh bakteri anaerob obligat karena mereka tidak memerlukan enzim tersebut.
Superoksida dismutase adalah enzim yang bertanggung jawab untuk penguraian khususnya superoksida pada organisme aerob yang bersifat katalase negatif. Produksi katalase bisa diidentifikasi dengan menanmbahkan reagen H2O2 pada suspensi bakteri. Jika dihasilkan gelembung gas, berarti bakteri tersebut mampu memproduksi enzim katalase. Jika tidak dihasilkan gelembung gas berarti uji katalase dinyatakan negative (Pradhika, 2008).
Semua zat-zat pewarnaan bakteri adalah produk sintetik, misalnya za-zat warna analin. Meskipun zat-zat warna sintetik bervariasi dalam sifat-sifat kimia dan sifat-sifat pewarnaannya, tetapi untuk tujuan praktek maka zat-zat warna dibagi ke dalam dua grup, yaitu 1) acid dyes (zat-zat warna sifat asam), 2) basic dyes (zat-zat warna sifat basa/alkalis) (Suryawira. 2000).
Pewarnaan gram termasuk pewarnaan diferensial yang sedikitnyamenggunakan tiga reagen kimia yang diaplikasikan pada preparat mikroskopis. Reagen pertama disebut pewarna dasar/primer yang fungsinya untuk mewarnai semuasel. Untukmendapatkan warna kontras, reagen kedua yang digunakan adalah agen dekolorisasi. Berdasarkan komposisi kimia dari komponen sel, agen dekolorisasi akan melarutkan zat warna primer dari sel secara keseluruhan atau hanya pada struktur sel tertentu. Reagen terkhir yaitu pewarna penutup yang merupakan pewarna kontras dari pewarna primer. Pada waktu dekolorisasi, apabila pewarna primer tidak tercuci, warna penutup tidak dapat diserap dan sel beserta
komponennya akan terwarnai oleh pewarna primer. Jika pewarna primer tercuci, maka komponene sel menjadi transparan dan akan terwarnai oleh pewarna penutup. Dengan cara ini jenis sel atau struktur sel dapat dibedakan satu dengan lainnya berdasarkan warna yang tertinggal (diserap).
Banyak spesies bakteri gram negatif yang bersifat patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel gram negatif, terutama lapisan lipopolisakarida (dikenal juga dengan LPS atau endotoksin).
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset.
Mikroskop merupakan alat optic untuk mengamati benda-benda renik (sangat kecil). Mikroskop juga disebut compound microscope, yang terdiri dari atas dua lensa positif. Lensa yang dekat dengan benda disebut lensa objektif dan lensa yang dekat dengan mata disebut dengan lensa okuler. Melihat bayangan benda dengan mikroskop berlaku hal-hal berikut :
Mata tidak terakomodasi yaitu bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif harus diletakkan pada focus lensa okuler sehingga bayangan akhir di tempat tidak terhingga
Mata berakomodasi maksimum.Bayangan yang dibentuk lensa objektif harus diletakkan di ruang 1 lensa okuler (ruang 1 adalah ruang antara pusat lensa sampai focus lensa).
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah
Untuk mengetahui karakterisik bakteri gram positif dan bakteri gram negative
Untuk mengidentifikasi mikroba apakah memiliki enzim katalase atau tidak.
Untuk melihat bentuk koloni yang terdapat pada bahan dengan menggunakan mikroskop.











II. TINJAUAN PUSTAKA
Uji Katalase
Uji katalase digunakan untuk mendeteksi adanya enzim katalase. Enzim ini terdapat pada sel-sel yang mempunyai metabolisme aerobik. Bakteri anaerob tidak mempunyai enzim katalase. Reagen yang digunakan sebagai pereaksi mengandung 3% larutan Hidrogen peroksida. Enzim katalase akan bereaksi dengan hydrogen peroksida yang menghasilkan gas (oksigen). Bakteri yang positif katalase ditandai terbentuknya gelembung udara pada kaca objek (David and Janet, 2001)..
Pewarnaan Gram
Teknik pengecatan Gram dikembangkan oleh Hans Christian Gram (dokter berkebangsaan Denmark, 1884). Pengecatan Gram merupakan salah satu langkah awal mengidentifikasi sel bakteri yang memisahkan bakteri menjadi 2 kelompok yaitu bakteri Gram positif (berwarna ungu/biru) dan bakteri Gram negatif (berwarna merah)
Perbedaan 2 kelompok bakteri ini didasarkan pada kemampuan sel menahan (mengikat) warna ungu dari kristal violet selama proses dekolorisasi oleh alkohol. Bakteri gram positif tidak mengalami dekolorisasi karena tetap mengikat warna ungu kristal violet dan pada tahap akhir pengecatan tidak terwarnai safranin. Bakteri gram negatif mengalami dekolorisasi oleh alkohol dan pada tahap akhir pengecatan terwarnai menjadi merah oleh safranin.
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru.
Pewarnaan gram dapat membedakan bakteri dalam dua kelompok
yaitu bakteri gram positif dan gram negtif. Teknik pewarnaan ini
menggunakan empat macam reagen yang berbeda yaitu:
a. Kristal violet (pewarna primer) yang digunakan pertama kali dan sel yang terwarnai akan berwarna biru keunguan (violet).
b. Gram’s Iodine (mordant), yaitu merupakan substansi yang dibuat dari campuran larutan yang kompleks, untuk memperkuat ikatan pewarna primer. Hasil dari ikatan
antara kompleks kristal violet dan iodine akan mewarnaia sel secara intensiv. Semua sel nampak biru keunguan. Pada sel gram positif kompleks kristal violet dan iodine berikatan dengan Mg-RNA yang merupakan komponen dinding sel. Gabungan antara Mg-RNA-CV-I lebih susah dicuci dibandngkan dengan kompleks CV-I.
c. Ethyl Alkohol 95% (agen pendekolorisasi), yaitu merupakan reagen yang mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pelarut lemak dan sebagai agen pendehidrasi
protein. Aksi ini dapat dideterminasi melalui jumlah lemak yang ada pada dinding sel bakteri. Pada sel gram positif, konsentrasi lemaknya rendah, hal ini menyebabkan
kompleks Mg-RNA-CV-I tertahan karena dengan jumlah lemak yang sedikit akan mudah dilarutkan oleh alkohol. Pori yang terbentuk pada dinding sel oleh larutnya lemak kecil, sehingga akan tertutup oleh protein yang terdehidrasi alkohol. Akibatnya, pewarna primer susah dicuci dan sel menjadi berwarna biru keunguan. Pada sel garam negatif, kandungan lemaknya tinggi yaitu pada membran luar dinding sel, lemak ini akan dilarutkan oleh alkohol dan menyebabkan terbentuknya pori yang lebar. Pori ini susah ditutup oleh protein membran yang terdehidrasi. Hal ini
menyebabkan ikatan kompleks CV-I lepas dan sel menjadi transparan.
d. Sfranin (warna penutup), yaitu warna terakhir yang menyebabkan warna merah pada sel, terutama sel yang telah mengalami dekolorisasi. Pada sel gram negatif,
setelah didekolorisasi, pewarna terakhir ini akan diserap. Pada sel gram positif, akan berwarna biru keunguan yaitu pewarna primer. Tahap yang paling kritis yang perlu diperhatikan dalam pewarnan gram adalah tahap dekolorisasi yang berdasarkan pada kemampuan CV-I lepas dari sel.
Mikroskop
Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. (Murtini, 2002).
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari. Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa
Mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. (Moeljanto, 2002).
Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus.
Bekasam
Bekasam adalah produk ikan fermentasi tradisional yang pada awalnya diolah
oleh penduduk bermukim di Muara Sungai Bengawan Solo dan Surabaya, tetapi
kemudian menyebar ke Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah. Produk tersebut di Kalimantan Tengah disebut dengan wadi (Moeljanto, 2002).
Pengolahan bekasam dilakukan dengan menambahkan sumber karbohidrat dan dalam kondisi anaerobik. Karbohidrat didekomposisi melalui proses fermentasi menjadi gula-gula sederhana dan kemudian dikonversi menjadi alkohol dan asam yang berperan sebagai pengawet dan memberikan rasa dan bau spesifik pada bekasam. Bekasam disajikan dengan membumbuinya menggunakan cabai dan gula (Murtini, 2002).
Pada dasarnya, semua ikan air tawar dapat diolah menjadi bekasam, tetapi setiap daerah mempunyai pertimbangan tersendiri di dalam memilihi jenis ikan air tawar yang digunakan sebagai bahan mentah. Ikan yang telah umum digunakan untuk pengolahan bekasam adalah ikan lele, ikan mas, bader, nila, mujahir (Afrianto dan Liviawaty, 2000).
Mutu bekasam dapat diperbaiki dengan menambahkan kultur starter bakteri asam laktat. Murtini et al. (2001) menggunakan bagian cairan dari asinan sawi dan kubis sebagai sumber bakteri asam laktat pada pembuatan bekasam ikan gurami. Penggunaan kedua jenis cairan asinan sebagai sumber bakteri asam laktat secara nyata mempengaruhi jumlah bakteri asam laktat dan total koloni bakteri anaerob awal, dimana cairan tersebut menyebabkan jumlah koloni kedua jenis bakteri lebih tinggi. Kadar asam laktat bekasam meningkat tajam pada fermentasi minggu kedua dan kemudian cenderung menurun. Nilai pH bekasam cenderung konstan sampai fermentasi minggu keempat dan fermentasi lebih lanjut menghasilkan peningkatan nilai pH produk yang mungkin disebabkan oleh penurunan kecepatan pembentukan asam laktat dan meningkatnya kecepatan senyawa bersifat basa. Penambahan asinan sawi menghasilkan produk yang secara organoleptik lebih baik, khususnya dalam hal warna. Selama penyimpanan delapan minggu, bekasam yang diolah dengan menggunakan metoda ini masih tetap disukai sampai akhir penyimpanan.






















III.  PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.  Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Umum Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Indralaya. Pada hari Jum’at 16 Desember 2011, pukul 13.00 WIB.
B.  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1) beaker  glass, 2) bunsen, 3) jarum ose, 4) kaca preparat, 5) kaca objek, 6) pipet mikro, 7) pipet tetes, 8) spray alkohol, 9) tabung reaksi 10) cawan petri 11) media 12) erlenmeyer 13) lamina flow 14) auto clave 15) inkubator.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1) Bekasam, 2) Cuka, 3) Lactobacillus, 4) Strepococcus.
C.  Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini, adalah sebagai berikut :
A. Pewarnaan gram
Persiapkan dahulu alat-alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
Ambil bakteri di dalam media dengan menggunakan jarum ose dan oleskan pada kaca preparat.
Tetesi bakteri tersebut dengan ultra violet sebanyak 2 tetes.
Siram dengan aquadest.
Tetesi dengan larutan iodin 2 tetes.
Semprot dengan aquadest.
Semprot dengan alkohol
Semprot dengan aquadest
Semprot dengan safranin
Semprot dengan aquadest
B. Uji katalase
1. Bakteri diambil dengan jarum ose
2. Dioleskan pada kaca preparat
3. Tetesi dengan larutan H2O2 3% sebanyak 2 tetes.
4. Tutup dan ada tidaknya gelembung udara.
C. Mikroskop
1. Bakteri diambil dengan jarum ose
2. Dioleskan pada kaca preparat
3. Bakteri di amati dengan menggunakan bantuan mikroskop
4. Bakteri yang terlihat di gambar

















B.  Pembahasan
Mikroorganisme dibagi menjadi 2 golongan besar berdasarkan perbedaan dinding selnya, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Praktikum ini akan membahas 2 metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan gram positif ataupun gram negatif.
Mikroorganisme mampu merombak lingkungannya dan menggunakan bahan kimia sebagai sumber energi dan faktor pertumbuhan serta reproduksinya. Semua aktivitas sel dibantu oleh enzim, bahkan dalam pemecahan bahan kimia kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana melibatkan banyak enzim yang bekerja saling bertautan. Hal itu juga karena kerja enzim adalah sangat spesifik, satu jenis enzim umumnya hanya mampu bereaksi dengan satu jenis bahan. Hasil dari reaksi
enzimatis dapat diukur atau hilangnya suatu bahan pada media dapat dideteksi.
Katalase adalah enzim yang terdapat pada hampir semua bakteri. Enzim itu bertindak sebagai katalisator dalam pemecahan hidrogen peroksida dan menghasilkan oksigen. Enzim katalase paling banyak dihasilkan oleh bakteri obligat aerob, tetapi tidak dihasilkan oleh bakteri obligat anaerob.
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat digunakan untuk memecah H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim pernapasan bersifat racun terhadap sel mikroba. Bakteri katalase positif bisa menghasilkan gelembung-gelembung oksigen karena adanya pemecahan H2O2 oleh enzim katalase yang dihasilkan oleh bakteriitu sendiri. Komponen H2O2 ini merupakan salah satu hasil respirasi aerobik bakteri, yang mana hasil respirasi tersebut justru dapat menghambat pertumbuhan bakteri karena bersifat toksok bagi
bakteri itu sendiri. Oleh karena itu, komponen ini harus dipecah lagi agar tidak bersifat toksik lagi. Bakteri katalase negatif tidak menghasilkan gelembung-gelembung. Hal ini berarti H2O2 yang diberikan tidak dipecah oleh bakteri katalase negatif sehingga tidak menghasilkan oksigen. Bakteri katalase negatif tidak mempunyai enzim katalase yang menguraikan H2O2.
Mekanisme enzim katalase memecah H2O2 yaitu saat melakukan respirasi, bakteri menghasilkan berbagai macam komponen salah satunya adalah H2O2. Bakteri yang memiliki kemampuan memecah H2O2 dengan enzimkatalase maka segera membentuk suatu sistem pertahanan dari toksik H2O2 yang dihasilkannya sendiri. Bakterikatalase positif akan memecah H2O2 menjadi H2O dan O2 yang mana parameter yang menunjukkan adanya aktivitas katalase tersebut adalah adanya gelembung gelembung oksigen.
Berdasarkan uji katalase yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa bekasam adalah bakteri gram positif karena mampu memecah H2O2 menjadi oksegen dan gas hidrogen sehingga terlihat gelembung udara disekitar bakteri ini.
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenai larutan-larutan berikut : zat pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol, dan zat pewarna berupa zat warna safranin. Bakteri yang terwarnai dengan metode ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Bakteri Gram positif akan mempertahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna yaitu dengan zat pewarna safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini disebabkan oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya. Dari uji pewarnaan gram yang telah dilakukan diketahui bahwa bekasam merupakan bakteri gram positif, hal ini dapat dari warnanya yang berwarna biru keunguan.
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut. Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler
Baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar.
Mikroskop yang kita gunakan dalam pengamatan ini adalah mikroskop cahaya. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa bentuk bakteri pada bekasam adalah bulat atau basil.












V. KESIMPULAN
Setelah melakukan beberapa percobaan dalam praktikum ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
Mikroorganisme dibagi menjadi 2 golongan besar berdasarkan perbedaan dinding selnya..
Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat digunakan untuk memecah H2O2 menjadi H2O dan O2
Bakteri gram positif ditandai dengan gelembung pada uji katalase.
Bakteri gram positif berwarna unguatau biru setelah pewarnaan, sedangkan gram negative berwarna merah
Bakteri pada bekasam merupakan bakteri gram positif.
Mikroskop yang biasa digunakan adalah mikroskop cahaya yang sederhana.









DAFTAR PUSTAKA
Afrianto dan Liviawaty.2000. Foodborne Microorganisms of Public Health
Significance. 4ed.AIFST (NSW Branch).Australia.
David and Janet.2001. Mikrobiologi umum. UMM Press, Malang.
Moeljanto.2002. Uji Gram.  Universitas Indonesia.  Jakarta.
Murtini et al.2001. Pengecatan Gram. Universitas Jenderal Soedirman,. Fakultas
Pertanian. Purwokerto.
Murtini.2002. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Pradhika. 2008. Uji Katalase. (online) (http://ekmon-saurus.blogspot.com/ diakses tanggal 19 desember 2011).
Suryawira.2000. Petunjuk PraktikumMikrobiologi Dasar. Surabaya: Unesa Press.

No comments:

Post a Comment

pencarian lain