Pages

judul lainnya

pujian

Ayo saling berbagi ilmu !!!

laporan lain

Monday, 2 November 2015

ANALISA WARNA

A. PENDAHULUAN
Warna merupakan salah satu parameter mutu produk pertanian baik yang masih segar maupun yang terlah diolah sehingga sangat penting dalam mempelajari cara mengukur warna. Warna sering digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi baik fisik maupun kimia suatu produk pertanian.
Pengukuran warna secara visual atau kualitatif sangat sulit dilakukan karena indera penglihatan menusia sulit untuk membedakan perbedaan warna yang sedikit. Pengukuran warna produk pertanian dapat dilakukan dengan menggunakan.alat yang bernama colour checker. Alat ini dapat mengukur warna dengan hasil berupa angka dan dibagi menjadi Lightness, Chroma dan Hue. Hue merupakan karakteristik warna berdasar cahaya yang dipantulkan oleh objek, dalam warna dilihat dari ukurannya mengikuti tingkatan 0 sampai 359. Sebagai contoh, pada tingkat 0 adalah warna Merah, 60 adalah warna Kuning, untuk warna Hijau pada tingkatan 120, sedangkan pada 180 adalah warna Cyan. Untuk tingkat 240 merupakan warna Biru, serta 300 adalah warna Magenta.
            Saturation/Chroma adalah tingkatan warna berdasarkan ketajamannya berfungsi untuk mendefinisikan warna suatu objek cenderung murni atau cenderung kotor (gray). Saturation mengikuti persentase yang berkisar dari 0% sampai 100% sebagai warna paling tajam.
            Lightness adalah tingkatan warna berdasarkan pencampuran dengan unsure warna Putih sebagai unsure warna yang memunculkan kesan warna terang atau gelap. Nilai koreksi warna pada Brightness/Lightness berkisar antara 0 untuk warna paling gelap dan 100 untuk warna paling terang.
Selain LCH, color checker juga dapat digunakan untuk mengukur warna, yaitu Hunter L, a, b Color Scale; CIE L*a*b* Color scale. Penggunaan pengukuran menggunakan L*a*b perlu dikembangkan dan dipelajari lebih mendalam karena pengukuran ini masih terbilang baru. L (Lightness) menunjukkan tingkat terangnya suatu warna dimana 0 menunjukkan warna hitam dan 100 menunjukkan warna putih. a menunjukkan warna hijau dan merah, dimana a+ adalah merah dan a- adalah hijau. Sedangkan b menunjukkan warna biru dan kuning dimana b+ adalah kunign dan b- adalah biru. Dengan mempelajari pengukuran warna baik LCH maupun Lab diharapkan mampu menambah wawasan dan kemampuan mahasiswa dalam melakukan uji mutu menggunakan warna.
B. TUJUAN
Tujuan Praktikum ini adalah untuk mempelajari cara mengukur intensitas warna dengan menggunakan color checker.
C. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan adalah : 1) kulit pohon secang, 2) aquadest. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) color checker 2) beaker glass 3) hot plate.
D. CARA KERJA
Cara kerja praktikum ini adalah :
1. Kulit kayu secang sebanyak 5 gram direbus hingga berwarna merah.
2. Kulit kayu secang dipisahkan dari larutan berwarna merah
3. Larutan tersebut dibagi menjadi 3 bagian yang masing-masing dituangkan kedalam beaker glass.
4. Berilah A (untuk pH 7), B (pH asam < 7) dan C (pH basa >7).
5. Untuk membuat larutan berwarna merah dengan pH asam dilakukan dengan meneteskan beberapa tetes HCl hingga pH menjadi 5
6. Untuk membuat larutan berwarna merah dengan pH basa dilakukan dengan meneteskan beberapa tetes NaOH hingga pH menjadi 9.
7. Ukurlah intensitas warna A B C dengan menggunakan color checker.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Dari Praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sabagai berikut :
SampelUlanganHasil Pengukuran
LCHLab
A (netral)126,10,894,926,5+0,7+1.3
226,31,960,426,4+0,7+1,3
B (asam)126,30,811,526,2+0,6+0,7
225,90,233,226,8+0,2+0,3
C (basa)124,01,279,225,7+0,9+0,7
225,82,257,126,5+0,8+1,0

Pembahasan
Warna bahan makanan biasanya diukur dalam unit L*a*b* yang merupakan standar internasional pengukuran warna, diadopsi oleh CIE (Commission Internationale d'Eclairage). Penerangan atau Lightness berkisar anara 0 dan 100 sedangkan parameter kromatik (a, b) berkisar antara -120 and 120 (Gokmen et al., 2007). Skala warna CIELAB adalah skala warna yang seragam. Dalam sebuah skala warna yang seragam, perbedaan antara titik-titik plot dalam ruang warna dapat disamakan untuk melihat perbedaan warna yang direncanakan.
CIE L*a*b merupakan metode pengukuran warna terbaru yang direkomendasikan oleh para ahli terbaru. Pengukuran ini terfokus pada warna dominan yang dapat diketahui dengan cara mengukur sampel menggunakan alat yang bernama color checker. Prinsipnya adalah dengan membandingkan warna sampel yang akan di uji dengan warna standar yang juga telah diketahui sebelumnya. L (Lightness) menunjukkan keterangan warna sampel dan dibandingkan dengan warna standar. a+ menunjukkan warna merah sedangkan a- menunjukkan warna hijau. b+ menunjukkan warna kuning sedangkan b- mununjukkan warna biru.
Berdasarkan pada pengukuran warna kayu secang yang telah dilakukan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara sampel netral, asam maupun basa. Hasil pengukuran secara CIE Lab menunjukkan warna yang lebih merah atau kurang hijau dan menunjukkan warna sampel yang lebih kuning atau kurang biru. Warna pada sampel netral lebih tinggi dibandingkan dengan warna sampel baik kecerahan maupun a* dan b*nya.
CIEDE2000 (CIE ΔE* tahun 2000) yang memperhatikan komponen-komponen chroma (C), jenis warna (h), kecerahan (L) sebagai dasar perhitungan. Perhitungan CIEDE2000 adalah perumusan ΔE* yang terakhir oleh CIE yang paling mendekati persepsi mata manusia atas perbedaan warna. Untuk itu digunakan istilah populer untuk membedakan warna. Total perbedaan warna dapat disebut dengan ΔE*. ΔE* adalah nilai tunggal yang diperoleh untuk menghitung perbedaan L*,a* dan b* antara sampel dan standar. Terdapat dua perbedaan nilai lainnya yang berhubungan pada skala ruang warna CIELab yaitu, ΔC* dan ΔH*. ΔC* adalah perbedaan chroma antara sampel dan standar yang diuraikan dalam sistem koordinat. ΔH* adalah perbedaan sudut hue antara sampel dan standar yang diuraikan dalam sistem koordinat.


























F. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengukuran dengan metode CIE L*a*b mengacu pada warna dominan pada sampel yang di uji.
2. Warna kulit secang hasil pengukuran menunjukkan warna yang lebih merah atau kurang hijau.
3. Perbedaan pH pada sampel tidak terlalu berpengaruh pada hasil pengukuran warna.


























DAFTAR PUSTAKA

Gökmen, Vural., Hamide Z. Senyuva, Berkan Dülek and Enis Çetin, 2007, Compuetr vision based analysis of potato chips-A tool for rapid detection of acrylamide level.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Contoh perhitungan ΔE dan ΔH sampel kayu A terhadap Secang B dan kayu secang A terhadap kayu secang C ulangan 1 (U1).
· Sampel B terhadap Standar A
ΔL* = 26,2 – 26,5
= -0,3
Δa* = (+0,6) – (+0,7)
= -0,1
Δb* = (+0,7) – (+1,3)
= -0,6
ΔEab =
=
=
=
= 0,8
· Sampel C terhadap Standar A
ΔL* = 25,7 – 26,5
= -0,8
Δa* = (+0,9) – (+0,7)
= +0,2
Δb* = (+0,7) – (+1,3)
= -0,6
ΔEab =
=
=
=
= 1,01980

· Perhitungan ΔH Sampel kayu secang B (sampel) terhadap kayu secang A (Standar) ulangan 2
ΔL* = 25,9 – 26,3
= -0,4
ΔC* = 0,2 – 1,9
= -1,7
ΔH* = 33,2 – 60,4
= - 27,2

1 comment:

  1. artikel yang menarik. apakah bisa mendapatkan info untuk color measurement nya pakai instrument apa. Terima kasih

    ReplyDelete

pencarian lain