Pages

judul lainnya

pujian

Ayo saling berbagi ilmu !!!

laporan lain

Monday, 2 November 2015

PEMBUATAN INOKULUM TAPE DAN TEMPE

A. PENDAHULUAN
Pengembangan dalam cawan petri ada beberapa metode, yaitu:
Metode Cawan Gores (Streak Plate)Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat , kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores (Dwijoseputro, 2002).
Khamir (yeast) merupakan jasad renik (mikroorganisme) yang pertama digunakan manusia dalam industry pangan. Yeast adalah salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam golongan fungi  yang dibedakan bentuknya dari mould (kapang) karena berbentuk uniseluler. Reproduksi vegetative pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel tunggal yeast tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan mould yang tumbuh dengan pembentuk filamen. Yeast sangat mudah dibedakan dengan mikroorganisme yang lain misalnya dengan bakteri, yeast mempunyai ukuran sel yang lebih besar dan morfologi yang berbeda. Sedangkan dengan protozoa, yeast mempunyai dinding sel yang lebih kuat serta tidak melakukan fotosintesis bila dibandingkan dengan gangggang atau algae. Dibandingkan dengan kapang dalam pemecahanbaha komponen kimia yeast lebih efektif memecahnya dan lebih luas permukaan serta volume hasilnya lebih baik (Buckle, 2001).
Begitu pentingnya isolasi bakteri ini dalam mata kuliah fermentasi yang sedang kita pelajari sekarang agar kita dapat mengidentifikasi dan meneliti suatu mikroba dengan pertumbuhan yang diinginkan. Selain itu kita juga harus mengetahui lingkungan optimum yang dapat digunakan untuk mengembangkan mikroba yang kita inginkan dalam sebuah penelitian atau pembelajaran tentang fermentasi secara praktik.
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan inokulum tape dan tempe.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu: 1) aluminium Foil, 2) autoklave, 3) bak Pewarna, 4) ball pipet, 5) Beaker gelas, 6) Bunsen, 7) cawan Petri, 8) Durham, 9) Erlenmeyer, 10) gelas Ukur, 11) hot plate, 12) jarum ose, 13) kaca objek, 14) kantong plastik, 15) kapas, 16) laminar flow, 17) mikroskop, 18) mixculture, 19) plastik ball (rapping), 20) pipet mikro, 21) pipet Ukur, 22) preparat, 23) tabung Reaksi, 24) tips, 25) timbangan.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu : 1) aquadest, 2) alkohol, 3) media MRS Broth, 4) tape, 5) tempe.
D. CARA KERJA
Cara kerja yang dilakukan yaitu :
a. Pembuatan substrat ragi tipe A dengan kayu manis.
1. 5 kg kayu manis disisapkan kemudian dicampur dengan 95 kg tepung beras dan 5 ml suspensi ragi tape pasar.
2. Diaduk dengan mencampur air sedikit demi sedikit hingga terbentuk adonan yang katalis.
3. Dibuat bulatan pipih yag diletakkan diatas Loyang yang dialasi kertas roti.
4. Diinkubasi selama 2 hari pada suhu 400C , inokulum tape yang telah dikeringkan digunakan untuk pengenceran.
5. Ambil 1 g adonan yang telah dikeringkan kemudian lakukan pengenceran hingga 10-4.
6. Dilakukan metode tuang dengan menggunakan media NA.
7. Diamati pertumbuhan mikroba pada pengenceran 10-3dan 10-4.
8. Diinkubasi selama 2 hari pada suhu 300C
b. Cara kerja pembuatan inokulum tempe.
1. Tempe yang telah dipotong tipis-tipis dimasukkan kedalam oven pada suhu 400C untuk dikeringkan yang selanjutnya ditumbuhkan untuk dijadikan tepung.
2. Tepung tempe tersebut kemudian dicampur dengan dengan beras yang sebelumnya telah dicuci dan dimasak.
3. Campuran tersebut diaduk hingga merata.
4. Setelah selesai diinkubasi, inokulum tersebut dikeringkan selama beberapa hari, kemudian ditumbuk hingga berbentuk tepung (19:1).
5. Dimasukkan kedalam plastik, lalu diinkubasi 2-3 hari.
6. Dilakukan pengamatan dengan cara TPC, lakukan pengenceran hingga 10-3.
7. Dua pengenceran terakhir dimasukkan keddalam cawan petri dengan meetode tuang.
8. Diinkubasi selama beberapa hari.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
KELOMPOKBAHANMETODEƩ KOLONIBENTUKUKURAN
1TapeGores113BulatBesar
2TempeGores90BulatBesar
3TapeGores93BulatBesar
4TempeGores47BulatKecil
5TapeTuang378BulatKecil
6TempeTuang287BulatKecil
7TapeTuang140BulatKecil
8TempeTuang58BulatBesar

Pembahasan
Penggunaan metode gores yang digunakan adalah metode gores kuadran, dengan medium agar datar dalam cawan petri steril Medium agar datar ini berwarna kekuningan, berfungsi sebagai tempat menggoreskan bakteri dan tempat pertumbuhan koloni bakteri. Keuntungan penggunaan cawan petri adalah untuk memperoleh biakan dengan jumlah yang banyak dan lebih mudah untuk melihat morfologi biakan (Rohimat, 2002).
Hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan. Selanjutnya digoreskan inokulum di permukaan media agar di dalam cawan petri yang telah disediakan dengan menggunakan metode gores mulai dari sisi samping secara merata. Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien Agar), fungsi penggunaan medium NA karena komposisinya yang terdiri dari ekstrak daging sapi didalamnya yang mengandung protein, karbohidrat, vitamin, dan sedikit lemak.
Inokulasi dilakukan selama 2 hari atau 2x24 jam dengan tujuan mendapatkan bakteri dalam fase pertumbuhan terbaiknya. Posisi cawan petri diletakkan terbalik karena selama inkubasi terbentuk air yang mengembun di dalam cawan petri. Air akan menetes dari tutup cawan ke permukaan. Hal ini akan menghasilkan suatu masa pertumbuhan yang menganak sungai dan menghancurkan pembentukan koloni secara individu. Untuk menghindari hal ini, maka ketika diinkubasi, bagian bawah cawan petri diletakkan di atasatau terbalik .
Setelah diinkubasi selama 2 hari, kemudian bakteri tersebut diamati secara visual untuk menghitung jumlah koloninya serta untuk mengetahui bentuk mikroba maupun koloni yang terbentuk. Jika teknik penggoresan yang dilakukan cukup baik maka akan menghasilkan koloni yang terpisah dan memudahkan bagi kita untuk menghitung jumlah koloni yang ada dan bentuk bakteri yang ada. Berdasarkan pada hasil yang didapat maka dapat diketahui bahwa jumlah koloni bakteri yang paling banyak adalah pada kelompok dengan jumlah bakteri hal ini mungkin terjadi karena teknik penggoresannya cukup baik sehingga tidak terbentuk koloni yang besar pada sampel tersebut.
Menurut Herudiyanto (2006), ragi tempe yang akan digunakan harus benar-benar kering sehingga siap berperan sebagai bibit kapang yang baru. Ragi yang belum benar-benar kering apabila disimpan akan menggumpal dan ditumbuhi spora jamur perusak. Ragi tempe harus dihasilkan dengan tingkat kekeringan yang tinggi. Penyimpanan ragi harus dilakukan dalam wadah yang kedap air dan udara agar tidak tercemar.
Berdasarkan pada data hasil yang didapatkan maka dapat diketahui bahwa jumlah bakteri pada tempe bervariasi antara 47 pada metode gores dan 287 pada metode tuang. Hal ini mungkin terjadi karena perbedaan metode atau pada saat pengenceran inokulum yang kurang sempurna. Sedangkan bentuk mikrobanya adalah bulat dengan ukuran yang besar dan kecil.
F. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Teknik inokulasi merupakan teknik yang dilakukan untuk menanam mikroba kedalam sebuah media.
2. Salah satu teknik inokulasi yang dapat digunakan adalah teknik goresan kuadran dan juga metode tuang.
3. Jarum ose mempunyai peran yang sangat penting dalam teknik inokulasi, yaitu digunakan untuk menggores mikroba.
DAFTAR PUSTAKA

Adams.2000. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum Isi Ulang
Di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1, April
2004 : 64 – 73.
Angga. 2007. Pembuatan Ragi Tape Menggunakan Inokulum Mikroba Murni. [terhubung
berkala. (online).(http://www.sith.itb.pembuatan-ragi-tape-menggunakan-inokulum- mikroba- murni.pdf, diakses pada tanggal 11 November 2012)
Buckle.2001. Foodborne Microorganisms of Public Health Significance. 4ed.. AIFST
(NSW Branch).Australia.
Dwijoseputro.2002.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Herudiyanto, M. 2006. Pengantar Teknologi Pengolahan Pangan. Jatinangor Rohimat.2002 .Mikrobiologi umum. UMM Press, Malang.
Rohimat.  2002. Mikrobiologi Pangan . Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Ø Metode Tuang :

Ʃ MO = X x clip_image004
· Ʃ MO Tempe = 184 x clip_image006 = 287 x 105 = 28.700.000/ ml


Ø Metode Gores :

Ʃ MO = X x clip_image004[1]
· Ʃ MO Tempe = 46 x clip_image006[1] = 90 x 105 = 9.000.000/ ml

No comments:

Post a Comment

pencarian lain