Pages

judul lainnya

pujian

Ayo saling berbagi ilmu !!!

laporan lain

Tuesday, 3 November 2015

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUMPERHITUNGAN MIKROORGANISME

A. Latar Belakang
Mikroorganisme tersebar luas di alam lingkungan dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali steril dan umumnya tercemar oleh berbagai jenis mikroorganisme. Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia juga sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia dan akibat dari hubungan (Buckle et al., 1987)
Sekarang ini mikroba tidak hanya bersifat merugikan, tetapi juga ada suatu mikroorganisme tertentu yang berguna dalam proses pengolahan seperti halnya dalam proses fermentasi contohnya saja Lactobacillus sake yang merupakan bakteri asam laktat dalam pembuatan sakei, juga ada Saccharomyces cereviceae dalam pembuatan tapai dan tempe memerlukan bantuan jamur Rhizopus oligosporus untuk proses pembentukkannya.
Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik yang biasa dinamakan miroba atau protista, dimana adanya  ciri-ciri dan kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya, dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan kita. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lainnya merugikan. Banyak di antaranya menjadi penghuni dalam tubuh manusia. Beberapa mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegitan manusiasehari-hari seperti misalnya pembuatan keju, yogurt, produksi penisilin serta proses perlakuan yang berkaitan dengan pembuangan limbah (Pelczar dan Chan, 1986).
Mikroba merupakan mahluk hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat kecil, serta sifat hidup yang berbeda dengan jasad hidup lain. Untuk meneliti dengan teliti mikroba ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang tetapi dengan menggunakan alat bantu pembesar seperti lup atau mikroskop (Suriawiria, 1995).
Mikroorganisme terdapat di mana-mana, dari dasar laut sampai ke puncak-puncak gunung berselimutan es, di mata-mata air belerang panas, dalam tanah dan debu, di udara,l dalam air dan susu, maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri. Pendeknya di segala macam tempat serta lingkungan di muka bumi ini. Sesungguhnya memang manusia dikelilingi oleh mikroba. Mikroba yang sering manusia jumpai yaitu jenis bakteri, yeast, dan jamur (Hadioetomo, 1983).
Tujuan
Tujuan praktikum perhitungan mikroorganisme ini adalah untuk mengetahui  jumlah koloni yang terdapat pada bahan yang digunakan.

















TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengenceran dan Penanaman
Salah satu cara yang mudah untuk menghitung jumlah mikroba adalah dengan melakukan pengenceran. Cara ini dengan menyiapkan beberapa tabung reaksi yang berisi 9 ml aquadest steril. Kepada masing-masing tabung kemudian ditambahkan     1 ml sampel yang mau diperiksa secara bertahap, yaitu :
1 ml sampel ke dalam tabung pertama, hingga konsentrasi larutan di dalam tabung pertama menjadi 10-1.
1 ml dari tabung pertama ke tabung kedua, hingga konsentrasi larutan di dalam tabung kedua menjadi 10-2.
Dan seterusnya sampai mencapai larutan dengan konsentrasi terendah (Suriawiria, 1995).
Sebelum menumbuhkan mikroorganisme dengan sebaik-baiknya, pertama-tama harus memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan suatu medium yang memberikan hasil terbaik. Medium di sini ialah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya (Hadioetomo, 1995)
Konsistensi medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung kepada keperluannya. Misalnya, medium cair seperti kaldu nutrien atau kaldu glukosa dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar, penelaah fermentasi, dan berbagai macam uji. Bila diinginkan medium padat, dapat ditambahkan bahan pemadat ke dalam medium kaldu. Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni dan mengisolasi  biakan murni. Sedangkan medium dengan konsistensi pertengahan disebut medium setengah padat; kegunaannya antara lain ialah untuk menguji ada tidaknya motilitas dan kemampuan fermentansi. Medium setengah padat seringkali mengandung baik gelatin maupun agar-agar namun dalam konsentrasi lebih kecil daripada medium padat (Hadioetomo, 1995). 
Penanaman dilakukan sesuai dengan konsentrasi yang diinginkan ke dalam cawan petri yang berisi media padat. Pertumbuhan koloni yang kemudian timbul pada tiap-tiap cawan, dihitung. Di dalam cara perhitungan ini harus diperhitungkan faktor kerapatan pertumbuhan koloni karena jika pertumbuhan terlalu rapat, biasanya sulit untuk dipertanggungjawabkan hasilnya. Juga pertumbuhan yang terlalu jarang sehingga diperlukan adanya pemilihan cawan yang ditumbuhi koloni yang paling tinggi kemungkinannya (Suriawiria, 1995).
Meskipun persyaratan nutrien mikroorganisme amat beragam, namun sebagai makhluk hidup mereka mempunyai kebutuhan dasar yang sama, yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh.
Perkembangbiakan mikroba dapat terjadi secara aseksual (yang paling umum) dan secara seksual (terjadi pada beberapa individu saja). Pada bakteri misalnya, perkembangbiakan secara aseksual terjadi secara pembelahan biner, yaitu satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak akan membentuk dua sel anak lagi dan seterusnya hingga makin membanyak. Selama sel membelah maka akan terjadi keselarasan replikasi DNA sehingga tiap-tiap sel anak akan menerima paling sedikit satu salinan genom dimana kecepatan pembelahan ditentukan dengan waktu generasi dari suatu mikrobia tertentu (Suriawiria, 1995).
Bagi organisme bersel tunggal, air amat penting artinya karena antara lain merupakan komponen utama protoplasma (70-85% protoplasma terdiri dari air), serta bagi masuknya nutrien ke dalam sel dan keluarnya sekresi ataupun ekresi dari dalam sel. Di samping itu juga air juga diperlukan untuk berlangsungnya reaksi-reaksi enzimatik di dalam sel, di dalam pembuatan medium sebaiknya digunakan air suling. Air sadah pada umumnya mengandung pepton dan ekstrak daging, air dengan kualitas semacam ini dpat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat.
Berdasarkan kepada pola kehidupan, khususnya kepada sumber nutrien dan enrgi serta oksigen, maka kehidupan mikroba terbagi kedalam beberapa kelompok tertentu seperti autotrofik dan heterotrofik, yaitu pola kehidupan berdasarkan kepada kebutuhan terhadap sumber C (karbon) dan energi sehingga dikenal mikroba aututrofik, yang memrlukan sumber C di dalam bentuk senyawa anorganik seperti CO2 atau karbonat dan mikroba heterotrofik yang memerlukan sumber C di dalam bentuk senyawa organik. Selain itu, pembagian golongan mikroba juga terdiri dari golongan aerobik, anaerobik dan anaerobik fakultatif (Suriawiria, 1995).
B. Perhitungan mikrobia
Pengukuran kuantitatif populasi mikrobia sering kali diperlukan di dalam berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Pada hakikatnya terdapat 2 macam pengukuran dasar, yaitu penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan bagi organisme bersel tunggal (misalnya bakteri), sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan tidak hanya bagi organisme bersel tunggal tetapi juga bagi organisme berfilamen (misalnya jamur).
Ada berbagai macam cara untuk mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopic count), atau secara elektronis dengan bantuan alat yang disebut penghitung coulter (coulter counter). Cara lain untuk menentukan jumlah sel ialah dengan menyaring sampel dengan suatu saringan membran.
Pada metode hitungan mikroskopis langsung seperti hemasitometer, jumlah sel dapat ditentukan secara langsung dengan bantuan mikroskop. Keuntungan metode ini ialah pelaksanaannya cepat dan tidak memerlukan banyak peralatan. Namun kelemahannya ialah tidak membedakan sel-sel yang hidup dan sel-sel yang mati, dengan kata lain hasil yang diperoleh ialah jumlah total yang ada di dalam populasi.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Oktober 2011 pukul 13.00 sampai dengan pukul 15.00 di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1) , 2) erlenmeyer, 3) hot plate, 4) mikro pipet, 5) stearer.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) Air Comberan, 2) Air Galon, 3) aquadest, 4) Nasi, 5) Nasi Basi, 6) PCA
Cara kerja
Cara kerja praktikum pengenalan alat ini adalah :
Sediakan alat-alat yang akan digunakan.
Alat-alat yang telah disediakan tersebut akan di jelaskan asisten bagaimana fungsi dari setiap alat
Masing-masing alat tersebut digambar dan dicatat fungsinya.


B. Pembahasan
Mikroorganisme adalah mahluk hidup yang sangat kecil yang ada di alam ini. Karena sangat kecil ini, maka untuk melihat dan menghitung mikrobia cukuplah sulit jika tidak mengunakan alat bantu dan metode tertentu. Cara mudah melihat mikroorganisme adalah dengan menggunakan mikroskop, tetapi untuk menghitungnya terdapat dua metode yang dinamakan metode hitungan cawan dan metode hitungan mikroskopis langsung. Metode yang dipakai dalam praktikum ini adalah metode hitungan cawan yang sebelumnya dilakukan proses pengenceran.
Pengenceran dimaksudkan untuk mempermudah perhitungan jumlah koloni mikrobia dan untuk menghemat bahan yang digunakan. Pengenceran disesuaikan dengan konsentrasi yang diinginkan dimana pengenceran yang dilakukan ini sampai pengenceran dengan konsentrasi 10-7 , tetapi yang ditanam ke dalam cawan petri yaitun pada konsentrasi 10-5 dan 10-7.
Diketahui jumlah mikrobia pada konsentrasi 10-5 lebih banyak daripada 10-7, hal ini menandakan makin sedikit kita melakukan pengenceran makin banyak jumlah koloni dari suatu mikrobia begitupun sebaliknya. Medium agar yang digunakan untuk pertumbuhan mikrobia adalah NA, PGYA, dan PDA yang ternyata pada medium NA jumlah mikrobia ditemukan. Hal ini mungkin pada medium NA ketersediaan nutriennya lebih banyak dibandingkan medium agar lain.
Praktikum ini menggunkan cara yang kedua yaitu Spread plate yang masa inkubasi mikrobanya selama 24 jam dan 48 jam. Jenis mikroba yang tumbuh adalah bakteri, yeast, dan jamur. Pertumbuhan bakteri, yeast, dan jamur ini sangat cepat karena ketiganya mempunyai waktu generasi yang berbeda-beda. Bakteri lebih cepat waktu generasinya dibanding yeast dan jamur lebih lambat waktu generasinya dibanding yeast.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Penghitungan jumlah mikrobia dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penghitungan mikrobia secara langsung dan penghitungan mikrobia secara tidak langsung.
Untuk penghitungan mikrobia secara tidak langsung, semakin besar volume pengenceran, maka jumlah koloni bakteri yang diperoleh akan semakin sedikit.
Penghitungan jumlah mikrobia secara tidak langsung dipakai untuk menentukan jumlah mikrobia secara keseluruhan dalam suatu cawan, baik mikrobia yang hidup maupun mikrobia yang mati.
Ada berbagai macam cara mengukur jumlah sel, antara lain dengan hitungan cawan (plate count), hitungan mikroskopis langsung (direct microscopis count), atau secara elektronis dengan bantuan alat yang disebut perhitungan coulter (coulter count).
Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa jumlah koloni mikroorganisme yang terdapat pada air comberan paling sedikit. Sedangkan jumlah koloni mikroorganisme yang banyak terdapat pada nasi makan.





DAFTAR PUSTAKA
Buckle K.A., R.A. Edward, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Hadioetomo, RS. 1983. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT.Gramedia. Jakarta.
Pelczar MJ dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Suriawiria, U. 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa. Bandung.

No comments:

Post a Comment

pencarian lain