Pages

judul lainnya

pujian

Ayo saling berbagi ilmu !!!

laporan lain

Tuesday, 3 November 2015

PRAKTIKUM PANGAN FUNGSIONAL DAN FITOKIMIA PANGANUJI KUALITATIF FITOKIMIA

Latar Belakang
Pengujian fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya komponen-komponen bioaktif yang terdapat pada sampel yang akan diuji. Fitokimia meliputi uji alkaloid, uji steroid, uji flavonoid, uji saponin, uji fenol hidrokuinon, uji Molisch, uji Benedict, uji Biuret, dan uji Ninhidrin (Dwi, 2010).
Fitonutrien atau yang sering disebut fitokimia dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut (Awan, 2010).
Fitokimia merupakan senyawa yang begitu bermanfaat sebagai antioksidan dan mencegah kanker juga penyakit jantung. Beberapa studi pada manusia dan hewan membuktikan zat-zat kombinasi fitokimia ini didalam tubuh memiliki fungsi tertentu yang berguna bagi kesehatan. Kombinasi itu antara lain menghasilkan enzim-enzim sebagai penangkal racun, merangsang sistem pertahanan tubuh, mencegah penggupalan keeping-keeping darah, menghambat sintesa kolesterol dihati, meningkatkan metabolisme hormon dan menimbulkan efek anti bakteri (Awan, 2010).
Uji fitokimia ini dilakukan agar diketahui komponen bioaktif apa yang terdapat didalam sampel uji sehingga sampel uji nantinya diharapkan dapat digunakan sebagaimana fungsi dan peranannya. Bahan berupa bunga pandan (Hibiscus sabdariffa) yang dianalisa banyak digunakan sebagai bahan makanan dan minuman. Secara tradisional, kelopak bunga pandan digunakan sebagai obat herbal antihipertensi, antikanker, diuretic, batu ginjal, antikolesterol dan antibakteri. Pandan mengandung beberapa komponen kimia seperti protein, vitamin, mineral dan komponen-komponen bioaktif lainnya.
Tujuan
Uji kualitatif fitokimia bertujuan untuk mengetahui ada tindaknya komponen-komponen bioaktif yang terdapat pada sampel uji.




























TINJAUAN PUSTAKA
B.   Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Selain itu ada beberapa pengecualian, dimana termasuk golongan alkaloid tapi atom N (Nitrogen)nya terdapat di dalam rantai lurus atau alifatis (Nadjeb, 2010).
Alkaloid di bagi menjadi beberapa kelompok menurut atom Nitrogennya. Yaitu Alkaloid sebenarnya, protoalkaloid dan pseudoalkaloid. Berdasarkan intinya penyusunnya (basa organiknya) diklasifikasikan menjadi 12 kelompok yaitu; Benzena, Piridina, Piperidina, Kuinolina, Isokuinolina, Fenantren, Pirolidina Siklo pentano perhidro fenantren, Imidazol, Indol, Purin dan Tropan. Bervariasinya skema untuk klasifikasi alkaloid didasarkan pada konstitusinya, telah disarankan dalam hal ini tata nama untuk alkaloid. Karena luasnya variasi kelompok alkaloid, akan tetapi tidak satu pun yang sangat memuaskan (Nadjeb, 2010).
Karena alkaloid sebagai suatu kelompok senyawa yang terdapat sebagian besar pada tanaman berbunga, maka para ilmuwan sangat tertarik pada sistematika aturan tanaman. Kelompok tertentu alkaloid dihubungkan dengan famili atau genera tanaman tertentu. Berdasarkan sistem Engler dalam tanaman yang tinggi terdapat 60 order. Sekitar 34 dari padanya mengandung alkaloid. 40% dari semua famili tanaman paling sedikit mengandung alkaloid. Namun demikian, dilaporkan hanya sekitar 8,7% alkaloid terdapat pada disekitar 10.000 genus. Kebanyakan famili tanaman yang mengandung alkaloid yang penting adalah Liliaceae, solanaceae dan Rubiaceae (Nadjeb, 2010).
C.  Fenol Hidrokuinon
Sebagian besar senyawa organik bahan alam adalah senyawa-senyawa aromatik. Senyawa aromatik ini mengandung senyawa karbonaromatik yaitu cincin aromatic yang hanya terdiri dari atom karbon seperti benzene, naftalen dan antrasen.  Oleh karena itu senyawa bahan organik alam ini sering disebut sebagai senyawa fenol walaupun sebagian diantaranya bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam keadaan bebas (Lenny, 2006).
Sifat-sifat kimia dari semua senyawa fenol adalah sama, akan tetapi dari segi biogenetik senyawa ini dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu senyawa fenol yang berasal dari asam shikimat dan senyawa fenol yang berasal dari jalur asam asetat. Senyawa-senyawa fenol ditemukan dalam berbagai jenis organisme mulai dari mikroorganisme sampai tumbuhan dan hewan (Lenny, 2006).
D.  Flavonoid
Flavonoid merupakan salah satu dari sekian banyak senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh suatu tanaman, yang bisa dijumpai pada bagian daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga dan biji. Secara kimia, flavonoid mengandung cincin aromatic tersusun dari 15 atom karbon dengan inti dasar tersusun dalam konjugasi C6-C3-C6 (dua inti aromatik terhubung dengan 3 atom karbon) (Ningsih, 2005). Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, anti inflamasi,  mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik (Agestia, 2009).
Flavonoida mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur senyawa flavonoida yaitu flavonoida, isoflavonoida dan neoflavonoida (Lenny, 2006).
Senyawa-senyawa flavonoid terdiri dari beberapa jenis tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propane dari sistem 1,3-diarilpropana. Flavon, flavonol dan antosianidin adalah jenis yang banyak ditemukan di alam sehingga sering disebut sebagai flavonoida utama. Banyaknya senyawa flavonoida ini disebabkan oleh berbagai tingkat hidroksilasi, alkosilasi atau glikosilasi dari struktur tersebut (Lenny, 2006).
E.  Saponin
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter (Hartono, 2009).
Saponin memberikan rasa pahit pada bahan pangan nabati. Sumber utama saponin adalah biji-bijian khususnya kedele. Saponin dapat menghambat pertumbuhan kanker kolon dan membantu kadar kolesterol menjadi normal. Tergantung pada jenis bahan makanan yang dikonsumsi, seharinya dapat mengkonsumsi saponin sebesar 10-200 mg (Arnelia, 2011).
F.  Steroid
Semua kerangka steroid mempunyai kerangka steran, yaitu siklopentano-fenantrena yang terhidrogenasi penuh. Biasanya cincin rangka ini diberi nama A, B, C dan D. Penomoran atom karbonnya mempunyai konformasi kursi pada steroid yang berada di alam. Cincin B, C dan D selalu trans terhadap lainnya, sedangkan cincin A dan B dapat trans atau cis (Soewolo, 1996).



III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum uji kualitatif fitokimia, antara lain: 1) gelas Beaker, 2) gelas ukur, 3) pipet tetes, 4) pipet volume, 5) sepatula, 6) tabung reaksi, dan 7) timbangan analitik
Bahan yang digunakan dalam praktikum uji kualitatif fitokimia, antara lain: 1) alkohol, 2) amil alkohol, 3) anhidra asetat, 4) daun pandan, 5) daun pepaya, 6) daun singkong, 7) HCL 2N, 8) H2SO4, 9) kloroform, 10) pereaksi Meyer, dan 11) pereaksi Wagner.
CARA KERJA
Alkaloid
Sejumlah sampel dilarutkan dengan beberapa tetes asam sulfat 2 N
Uji dengan pereaksi alkaloid yaitu pereaksi Meyer dan Wagner pada masing-masing sampel.
Hasil positif jika peraksi Meyer terbentuk endapan putih kekuningan dan endapan coklat pada pereaksi Wagner.
Steroid
Sejumlah sampel dilarutkan dalam 1 ml kloroform dalam tabung reaksi yang kering.
Kedalam tabung reaksi ditambahkan 10 tetes anhidra asetat dan 3 tetes asam sulfat pekat.
Terbentuknya larutan berwarna merah untuk pertama kali kemudian menjadi biru dan hijau menunjukkan reaksi positif.
Flavonoid
Sejumlah sampel ditambahkan serbuk magnesium 0,1 mg dan 0.4 ml amil alkohol dan 4 ml alkohol kemudian campuran dikocok.
Terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol menunjukkan adanya flavonoid.
Saponin
Saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas.
Busa yang stabil selama 30 menit dan tidak hilang pada penambahan 1 tetes HCL 2 N menunjukkan adanya saponin.
Fenol Hidrokuinon
Sebanyak 1 gram sampel diekstrak dengan 20 ml etanol 70%.
Larutan yang dihasilkan diambil sebanyak 1 ml kemudian ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 5%.
Terbentuknya warna hijau atau hijau biru menunjukkan adanya senyawa fenol dalam bahan.

b. Pembahasan
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan. Selain itu ada beberapa pengecualian, dimana termasuk golongan alkaloid tapi atom N (Nitrogen)nya terdapat di dalam rantai lurus atau alifatis (Nadjeb, 2010). Pada daun singkong, terjadi perubahan baik pada perlakuan tempat gelap ruang maupun dingin, hal ini menunjukkan adanya pengaruh perlakuan terhadap senyawa kimia dalam daun singkong. Pada daun pandan nyaris tidak menunjukka perubahan sama sekali dari perlakuan yang telah dilakukan.
Flavonoid merupakan senyawa yang populer terdapat pada tumbuhan. Pada analisa flavonoid yang dilakukan pun menunjukkan adanya reaksi yang positif pada sampel yang diujikan. Pada semua sampel hampir tidak ada perbedaan antara standar dan sampel yang diberikan perlakuan, hal ini menunjukkan bahwa senyawa flavonoid tidak mengalami perubahan jika diberi perlakuan seperti yang diujikan. Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu, biru dan kuning yang ditemukan pada tumbuh-tumbuhan (Agestia, 2009).
Analisa Saponin pada sampel yang diuji menunjukkan reaksi yang negatif, ditandai dengan tidak terbentuknya busa pada sampel semua sampel yang diujikan. Hal ini dikarenakan pada semua sampel tidak terdapat rasa pahit seperti halnya karakteristik saponin yang menyebabkan rasa pahit pada bahan nabati. Saponin lebih banyak terdapat pada jenis biji-bijian terutama pada kedelai (Arnelia, 2011).
Senyawa fenol hidrokuinon merupakan senyawa yang mengandung cincin benzen sedangkan pada bunga pandan tidak mengandung cincin benzen yang merupakan senyawa aromatik (Lenny, 2006).Pengujian fenol hidrokuinon pada sampel juga menunjukkan hasil yang negatif pada sampel karena tidak terbentuk warna hijau atau hijau biru pada sampel kecuali sampel daun pepaya yang menunjukkan reaksi perubahan warna menjadi hijau.
analisa steroid pada sampel menunjukkan reaksi positif karena pada sampel  terjadi perubahan warna dari merah menjadi hijau. Steroid kebanyakan terdapat pada manusia dan hewan serta sebagian kecil tanaman seperti halnya torbangun dan beluntas.
V KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Analisa alkaloid pada daun singkong menunjukkan reaksi positif baik pada perlakuan tempat gelap ruang maupun dingin, hal ini menunjukkan adanya pengaruh perlakuan terhadap senyawa kimia dalam daun singkong. Sedangkan pada daun pandan nyaris tidak menunjukka perubahan sama sekali dari perlakuan yang telah dilakukan.
Pada semua sampel hampir tidak ada perbedaan antara standar dan sampel yang diberikan perlakuan, hal ini menunjukkan bahwa senyawa flavonoid tidak mengalami perubahan jika diberi perlakuan seperti yang diujikan
Analisa Saponin pada sampel yang diuji menunjukkan reaksi yang negatif, ditandai dengan tidak terbentuknya busa.
Pengujian saponin menunjukkan hasil negatif kecuali sampel daun pepaya.
Pengujian steroid menunjukkan hasil positif

DAFTAR PUSTAKA
Agestia  Resi  dan  Sugrani  Gandis.  2009.  Flavonoid  (Quercetin).  (Online) (http:// pasche08.files.wordpress.com/2009/05/copy-of-copy-of-makalah-quercetin-2003.pdf diakses tanggal 28 september 2013).
Armelia. 2011. Fito-Kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM dan Kanker. (Online) (http://www.kimianet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1100397943&2 diakses tanggal 28september 2013).
Awan. 2010. Uji Fitokimia. (Online) (http://awanl.blogspot.com/2010/11/uji-fitokimia.html diakses tanggal 28 september 2013).
Dwi. 2010. Uji Fitokimia pada Buah Pedada (Sonneratia caseolaris). (Online) (http://dwio08.student.ipb.ac.id/2010/06/19/uji-fitokimia-pada-buah-pedada-sonneratia-caseolaris/ diakses tanggal 28 september 2013).
Lenny Sofia. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida. (Online)  (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1842/1/06003489.pdf diakses tanggal 28 september 2013).
Nadjeb.  2010.  Alkaloid.  (Online)  (http://nadjeeb.files.wordpress.com/2009/03/alka
loid.pdf diakses tanggal 28 september 2013).

No comments:

Post a Comment

pencarian lain