PENDAHULUAN
Respirasi merupakan suatu proses penyerapan gas O2 yang akan diubah menjadi senyawa CO2 dan H2O serta energi. Pada dasarnya, respirasi merupakan reaksi redoks, pada respirasi substrat dalam bahan yang telah dipanen akan diubah menjadi CO2 sedangkan gas O2 akan diubah mennjadi H2O. Substrat adalah semua senyawa organik yang banyak terdapat dalam tumbuhan.Substrat yang paling banyak dikandung dalam tumbuhan adalah karbohidrat, selain itu terdapat juga beberapa gula sederhana seperti glukosa, sukrosa, pati asam organik dan protein. Respirasi digolongkan menjadi dua macam, yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob merupakan respirasi yang terjadi pada tempat yang mengandung oksigen sedangkan respirasi anaerob terjadi pada tempat yang tidak mengandung oksigen. Respirasi secara anaerob sering disebut sebagai fermentasi, dari kedua jenis respirasi ini sama – sama menghasilkan energi (Arsyad, 2011).
Pola respirasi dan laju respirasi dapat diketahui dengan mengukur jumlah oksigen yang digunakan untuk reaksi ini ataupun dengan cara menghitung jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan oleh produk tersebut (Arsyad, 2011).
Bebuahan merupakan komoditi pertanian yang penting sebagai bahan konsumsi manusia. Bebuahan mengandung serat, vitamin, mineral, serta zat-zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kandungan yang ada di dalamnya akan optimum apabila dikonsumsi dalam keadaan segar. Untuk mempertahankan kesegaran bebuahan dan sayuran diperlukan penanganan khusus mulai dari teknik pemanenan, umur panen, dan teknik penyipanan. Karena sifat alami masing-masing komoditi berbeda, maka perlakuannya pun juga berbeda sesuai karakteristiknya.
Laju respirasi pada produk hasil pertanian dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam diantaranya adalah tahap perkembangan buah (muda atau tua), kadar air, jenis komoditas (klimaterik non klimaterik). Sedangkan faktor dari dalam diantaranya adalah suhu, konsentrasi O2, konsentrasi CO2, produksi etilen, memar, kelembaban, cahaya dan serangan mikrobia.
Pola respirasi dan laju respirasi dapat diketahui dengan mengukur jumlah oksigen yang digunakan untuk reaksi ini ataupun dengan cara menghitung jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan oleh produk tersebut (Arsyad, 2011).
Bebuahan merupakan komoditi pertanian yang penting sebagai bahan konsumsi manusia. Bebuahan mengandung serat, vitamin, mineral, serta zat-zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kandungan yang ada di dalamnya akan optimum apabila dikonsumsi dalam keadaan segar. Untuk mempertahankan kesegaran bebuahan dan sayuran diperlukan penanganan khusus mulai dari teknik pemanenan, umur panen, dan teknik penyipanan. Karena sifat alami masing-masing komoditi berbeda, maka perlakuannya pun juga berbeda sesuai karakteristiknya.
Laju respirasi pada produk hasil pertanian dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar. Faktor dari dalam diantaranya adalah tahap perkembangan buah (muda atau tua), kadar air, jenis komoditas (klimaterik non klimaterik). Sedangkan faktor dari dalam diantaranya adalah suhu, konsentrasi O2, konsentrasi CO2, produksi etilen, memar, kelembaban, cahaya dan serangan mikrobia.
TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hormon etilen terhadap buah klimaterik.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hormon etilen terhadap buah klimaterik.
BAHAN DAN ALAT
Bahan yang diamati dalam praktikum ini antara lain Sawo, Jeruk, HCl, NaOH, karbit dan Indikator PP.
Adapun alat yang digunakan adalah Buret, erlenmeyer, toples, wadah eskrim, beaker glass, ball piper, pipet volum, dan statif.
Adapun alat yang digunakan adalah Buret, erlenmeyer, toples, wadah eskrim, beaker glass, ball piper, pipet volum, dan statif.
CARA KERJA
Cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Sampel dicuci dan ditiriskan.
Sampel kemudian ditimbang.
Masing – masing sampel dimasukkan kedalam wadah toples.
Salah satu sampel sawo diberi karbit dan salah satu sampel jeruk juga diberi karbit
Sebanyak 50 mL larutan NaOH dimasukkan kedalam wadah es krim kemudian dimasukkan kedalam toples yang berisi sampel tadi.
Sampel dan NaOH kemudian ditutup rapat dan dibiarkan selama 1 jam.
Setelah 1 jam NaOH kemudian dikeluarkan dan dimasukkan kedalam erlenmeyer.
Tambahkan Indikator PP sebanyak 3 tetes, titrasi dilakukan menggunakan HCl sampai cairan dalam buret berubah menjadi bening.
Volume titrasi diukur dan dicatat.
Lakukan Prosedur 2 – 8 selama 5 hari berturut – turut.
Sampel dicuci dan ditiriskan.
Sampel kemudian ditimbang.
Masing – masing sampel dimasukkan kedalam wadah toples.
Salah satu sampel sawo diberi karbit dan salah satu sampel jeruk juga diberi karbit
Sebanyak 50 mL larutan NaOH dimasukkan kedalam wadah es krim kemudian dimasukkan kedalam toples yang berisi sampel tadi.
Sampel dan NaOH kemudian ditutup rapat dan dibiarkan selama 1 jam.
Setelah 1 jam NaOH kemudian dikeluarkan dan dimasukkan kedalam erlenmeyer.
Tambahkan Indikator PP sebanyak 3 tetes, titrasi dilakukan menggunakan HCl sampai cairan dalam buret berubah menjadi bening.
Volume titrasi diukur dan dicatat.
Lakukan Prosedur 2 – 8 selama 5 hari berturut – turut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Respirasi merupakan pemecahan bahan-bahan kompleks dalam sel, seperti gula dan asam-asam organik menjadi molekul sederhana seperti karbon dioksida dan air, bersamaan dengan terbentuknya energi dan molekul lain yang dapat digunakan sel untuk reaksi sintesa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pematangan bebuahan setelah pemanenan antara lain gas etilen dan kadar oksigen lingkungan. Dengan mengetahui sifat alami bebuahan dan faktor penentu kamatangan, diharapkan kita mampu menentukan penanganan terbaik untuk memperpanjang umur simpan buah tersebut.Menurut Kader (1992), buah klimakterik yaitu buah yang menunjukkan kenaikan produksi karbondioksida dan etilen yang besar saat penuaan. Contoh buah klimakterik yaitu apel, alpukat, pisang, mangga, dan tomat. Selama proses pematangan, buah klimakterik menghasilkan lebih banyak etilen endogen daripada buah nonklimakterik. Menurut Hadiwiyoto (1981), etilen endogen adalah gas etilen yag dihasilkan oleh buah yang telah matang dengan sendirinya yang dapat memicu pematangan buah lain di sekitarnya
Etilen adalah suatu senyawa kimia yang mudah menguap yang dihasilkan selama proses masaknya hasil pertanian terutama bebuahan dan sayuran (Hadiwiyoto, 1981). Pada bidang pertanian etilen digunakan sebagai zat pemasak buah. Etilen mempengaruhi pemasakan buah dengan mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula. Pada dasarnya etilen mempengaruhi buah klimakterik dan nonklimakterik. Perbedaannya pada buah nonklimakterik etilen hanya mempengaruhi pada respirasi, tetapi tidak memacu pertumbuhan etilen endogen dan pematangan buah. Sedangkan pada klimakterik mempengaruhi semuanya. Etilen endogen adalah etilen yang dihasilkan oleh buah yang telah matang dengan sendirinya dapat memacu pematangan buah lainnya.
Buah sawo merupakan salah satu buah klimaterik, sehingga buah ini akan mengalami respirasi secara mendsdak. Dengan penambahan karbit maka proses pematangan buah ini juga akan semakin dipercepat karena karbit juga berperan dalam merangsang hormon etilen dalam buah yang dapat membantu proses respirasi sehingga dapat mematangkan buah lebih cepat. Selain terjadinya respirasi mendadak, pematangan buah juga dapat menyusutkan ukuran dan berat buah tersebut. Hal ini dikarenakan pada saat proses respirasi terjadi pengeluaran air dari dalam buah dan terjadi pula pemecahan molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana.Buah jeruk yang merupakan buah non klimaterik hanya mengalami respirasi secara biasa dan tidak mengalami lonjakan seperti pada buah klimaterik. Penambahan karbit juga hanya merangsang hormon etilen dan membuat buah ini mengalami respirasi secara normal.
Etilen adalah suatu senyawa kimia yang mudah menguap yang dihasilkan selama proses masaknya hasil pertanian terutama bebuahan dan sayuran (Hadiwiyoto, 1981). Pada bidang pertanian etilen digunakan sebagai zat pemasak buah. Etilen mempengaruhi pemasakan buah dengan mendorong pemecahan tepung dan penimbunan gula. Pada dasarnya etilen mempengaruhi buah klimakterik dan nonklimakterik. Perbedaannya pada buah nonklimakterik etilen hanya mempengaruhi pada respirasi, tetapi tidak memacu pertumbuhan etilen endogen dan pematangan buah. Sedangkan pada klimakterik mempengaruhi semuanya. Etilen endogen adalah etilen yang dihasilkan oleh buah yang telah matang dengan sendirinya dapat memacu pematangan buah lainnya.
Buah sawo merupakan salah satu buah klimaterik, sehingga buah ini akan mengalami respirasi secara mendsdak. Dengan penambahan karbit maka proses pematangan buah ini juga akan semakin dipercepat karena karbit juga berperan dalam merangsang hormon etilen dalam buah yang dapat membantu proses respirasi sehingga dapat mematangkan buah lebih cepat. Selain terjadinya respirasi mendadak, pematangan buah juga dapat menyusutkan ukuran dan berat buah tersebut. Hal ini dikarenakan pada saat proses respirasi terjadi pengeluaran air dari dalam buah dan terjadi pula pemecahan molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana.Buah jeruk yang merupakan buah non klimaterik hanya mengalami respirasi secara biasa dan tidak mengalami lonjakan seperti pada buah klimaterik. Penambahan karbit juga hanya merangsang hormon etilen dan membuat buah ini mengalami respirasi secara normal.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Respirasi merupakan proses perobakan makromolekul menjadi mikromolekul.
Respirasi dipengaruhi oleh sifat alami buah, yaitu klimaterik atau non klimaterik.
Penambahan karbit yang digunakan sebagai perangsang sintesis etilen oleh buah dan dapat mempercepat proses pematangan dan mempercepat laju respirasi buah tersebut.
Buah klimaterik mengalami respirasi secara mendadak, sedangkan buah non klimaterik hanya mengalami respirasi biasa.
Respirasi merupakan proses perobakan makromolekul menjadi mikromolekul.
Respirasi dipengaruhi oleh sifat alami buah, yaitu klimaterik atau non klimaterik.
Penambahan karbit yang digunakan sebagai perangsang sintesis etilen oleh buah dan dapat mempercepat proses pematangan dan mempercepat laju respirasi buah tersebut.
Buah klimaterik mengalami respirasi secara mendadak, sedangkan buah non klimaterik hanya mengalami respirasi biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad.2011. Bahan Pangan . Sinar Jaya.Jogjakarta.
Hadiwiyoto dan Soehardi. 1981. Penanganan Lepas Panen 1. Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat pendidikan menengah kejuruan.
Kader, A. A. 1992. Postharvest biology and technology. p. 15-20 In A. A. Kader (Ed.). Postharvest Technology of Horticulture Crops. Agriculture and Natural Resources Publication, Univ. of California. Barkeley.
Pradana.2008. Petunjuk Laboratorium PraktikumFisiologi dan Teknologi PascaPanen.PAU
Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Hadiwiyoto dan Soehardi. 1981. Penanganan Lepas Panen 1. Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat pendidikan menengah kejuruan.
Kader, A. A. 1992. Postharvest biology and technology. p. 15-20 In A. A. Kader (Ed.). Postharvest Technology of Horticulture Crops. Agriculture and Natural Resources Publication, Univ. of California. Barkeley.
Pradana.2008. Petunjuk Laboratorium PraktikumFisiologi dan Teknologi PascaPanen.PAU
Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment